Saat ini, dunia tengah dirobek dengan peristiwa perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Tak hanya memecah ketenangan politik dan perdamaian dunia, konflik yang dipicu oleh tindakan invasi Rusia ke Ukraina tersebut juga memicu kenaikan harga minyak mentah dunia. Hal ini terjadi karena Rusia merupakan salah satu pengekspor minyak bumi terbesar di dunia. Sayangnya, akibat tindakan invasi yag mereka lakukan, berbagai negara mulai memberlakukan sanksi ekonomi kepada pihak Rusia. Akibatnya, nyaris tidak ada negara yang mau membeli minyak mentah dari Rusia. Hal ini berujung pada naiknya kelangkaan minyak bumi di pasar global. Secara langsung, hal ini kemudian menimbulkan kenaikan harga minyak mentah di pasar global. Kabar buruknya, naiknya harga minyak mentah juga bisa menyebabkan inflasi di berbagai negara.
Apa Itu Inflasi?
Inflasi merupakan salah satu peristimewa ekonomi yang terjadi ketika nilai suatu mata uang mengalami penurunan. Akibatnya, untuk membeli satu jumlah barang atau jasa yang sama, masyarakat akan membutuhkan lebih banyak uang daripada ketika diperlukan di masa lalu. Tak heran jika kemudian inflasi dapat dilihat salah satunya dari kenaikan harga barang dan jasa dalam periode tertentu. Pada prinsipnya, semakin tinggi kenaikan harga barang maupun jasa, maka kenaikan inflasi juga akan semakin tinggi.
Hubungan Kenaikan Minyak Mentah dan Inflasi
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan inflasi. Salah satu penyebab langsung adalah kenaikan harga minyak mentah. Hal ini karena minyak mentah hingga saat ini merupakan sumber daya alam yang paling banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat dunia. Penggunaan minyak mentah tidak hanya digunakan sebagai bahan bakar berbagai jenis kendaraan. Namun, minyak mentah juga digunakan untuk berbagai produk lainnya. Luasnya cakupan penggunaan minyak mentah akan berdampak pada kenaikan harga barang-barang yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan minyak mentah.
Sebagai contoh, kenaikan minyak mentah akan berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak. Akibatnya, ongkos transportasi yang harus dikeluarkan masyarakat dan pelaku usaha akan meningkat. Kenaikan ongkos transportasi ini akan menyebabkan kenaikan nilai jual barang maupun jasa.
Contoh yang lain adalah dampak kenaikan harga minyak mentah terhadap keuangan suatu negara. Saat ini, banyak negara menyusun Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara dengan mengacu pada harga minyak mentah pada tingkat tertentu. Penerimaan maupun belanja negara tersebut kemudian diproyeksikan dengan mengacu pada nilai minyak mentah pada tingkat tersebut. Apabila terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia di luar tingkat yang telah ditetapkan tersebut, maka hal ini akan berdampak pada tidak relevannya lagi rencana atau proyeksi penerimaan dan belanja negara tersebut. Akibatnya, pemerintah harus menetapkan rencana baru. Hal ini juga berarti bahwa pemerintah harus merogoh kocek mereka lebih dalam lagi untuk menyelesaikan berbagai proyek yang telah ditetapkan.
Hal-hal semacam inilah yang nantinya akan memicu inflasi. Akibat dari kenaikan harga minyak mentah global, nilai berbagai mata uang akan mengalami inflasi. Meski demikian, kenaikan harga minyak bumi bukanlah satu-satunya hal yang dapat menyebabkan inflasi. Pengaruh kenaikan harga minyak bumi, misalnya, terhadap inflasi dapat ditekan apabila suatu negara tidak lagi bergantung secara dominan terhadap sektor yang terkait dengan minyak bumi. Tak hanya itu, apabila negara tersebut ternyata mampu mengoptimalkan sumber penerimaan lain hingga mencapai tahap mampu meredam dampak kenaikan minyak bumi, bukan tidak mungkin kalau justru negara tersebut tidak akan mengalami inflasi. Kalau pun tetap terjadi inflasi, tingkat inflasi yang terjadi tidak akan separah jika pada kondisi yang sebaliknya.