Banyak orang beranggapan bahwa satu-satunya kondisi keuangan yang sangat berbahaya adalah inflasi. Inflasi sendiri terjadi ketika harga barang-barang mengalami kenaikan sehingga memicu penurunan daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat. Hal ini kemudian akan memicu pelemahan ekonomi secara meluas. Namun sayangnya, tidak banyak ornag yang mengetahui bahwa inflasi bukanlah satu-satunya skenario yang berbahaya, tapi juga deflasi. Tapi mengapa deflasi juga berbahaya? Apa sebenarnya yang perlu kita khawatirkan dari kondisi seperti ini?
Mengapa Deflasi Juga Berbahaya? Bahaya Laten
Berbeda dengan inflasi, deflasi merujuk pada suatu kondisi ketika harga – harga barang mengalami penurunan. Akibatnya daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat mengalami peningkatan. Sekilas, kondisi seperti ini adalah kondisi ideal yang kita harapkan. Namun, jangan salah sangka. Kondisi harga barang yang mengalami penurunan juga berarti tingkat keuntungan pelaku ekonomi terkait juga akan berkurang.
Akibatnya, secara alami, pihak-pihak tersebut, terutama produsen akan menahan diri untuk melakukan produksi hingga penjualan barang. Tak jarang produsen mengurangi tingkat atau bahkan menghentikan sementara produksi barang tertentu mereka yang terkena dampak deflasi. hal ini kemudian akan berdampak secara langsung terhadap berkurangnya kebutuhan akan tenaga kerja. Ini artinya semakin banyak jumlah tenaga kerja yang akan dipotong. Semakin banyak pula masyarakat yang akan kehilangan sumber mata pencaharian mereka. Hal ini kemudian akan berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi yang awalnya deflasi, justru akan cepat berkembang menjadi pelemahan ekonomi nasional dan bahkan bukan tidak mungkin memicu krisis.
Tingkat Ideal Inflasi-Deflasi Harus Terjaga dengan Baik
Baik inflasi dan deflasi adalah dua kondisi yang tidak menguntungkan bagi ekonomi sebuah negara. Nmaun jika dikombinasikan dengan sifatnya yang laten, perlahan-lahan, serta ditambah persepsi banyak kalangan masyarakat bahwa deflasi jauh kurang berbahaya, nampaknya justru risiko yang lebih besar justru muncul dari deflasi.
Oleh karena itu, penting bagi sebuah negara untuk mengendalikan tingkat inflasi maupun deflasi di wilayahnya. Tingkat inflasi yang terlalu tinggi akan sangat berbahaya karena menyangkut ketidakmampuan masyarakat membeli barang dan jasa. Sementara tingkat deflasi yang terlalu rendah bisa berdampak pada menurunnya aktivitas produksi yang dilakukan pelaku usaha untuk menekan jumlah kerugian. Meski di saat yang bersamaan, masyarakat memiliki daya beli yang baik, kondisi ini tidak akan menguntungkan karena pada akhirnya masyarakat akan kehilangan daya beli. Hal ini terjadi akibat berkurangnya sumber pemasukan dari pekerjaan yang mereka lakukan dengan pelaku usaha.
Tak heran jika baik indikator deflasi maupun inflasi menjadi salah dua dari indikator yang kerap digunakan dalam berbagai aktivitas transasksi. Transaksi jual beli saham adalah salah satu di antaranya. Memahami kedua indikator ini setidaknya dapat memberikan gambaran sekilas tentang kemampuan ekonomi sebuah negara maupun kondisi eknomi serta kebijakan yang dilakukan pemerintah negara tersebut.