bijak menggunakan paylater
Keuangan

Bijak Menggunakan Fitur Paylater

Paylater atau bayar belakangan menjadi salah satu fitur pembayaran yang cukup populer saat ini. Fitur ini begitu digemari karena alasan yang mudah. Nasabah atau masyarakat dapat melakukan pembelian barang atau jasa lebih dahulu, bahkan jika belum memiliki dana. Baru kemudian, pada tanggal jatuh tempo yang telah disepakati, pembayaran tersebut dilakukan oleh nasabah terkait. Adapun dana yang digunakan untuk menalangi pembayaran tersebut berasal dari dana yang dimiliki oleh lembaga keuangan penyedia fitur pembayaran di awal tersebut. Secara sederhana, fitur paylater memungkinkan masyarakat untuk mengakses lebih banyak produk barang maupun jasa bahkan dengan anggaran terbatas. Hal ini mungkin terdengar menjanjikan atau bahkan menguntungkan. Meski demikian, kehadiran fitur paylater bukannya tanpa risiko. Bahkan, belakangan ini nasabah dituntut untuk semakin bijak menggunakan fitur paylater.

bijak menggunakan paylater

Latar Belakang Munculnya Fitur Paylater

Fitur paylater tidak muncul secara tiba-tiba. Ada hal-hal tertentu yang pada akhirnya mendorong kelahiran fitur pembayaran ini ke tengah masyarakat. Salah satu hal yang paling mendasar adalah keterbatasan akses masyarakat untuk memperoleh kredit. Secara konvensional, masyarakat atau nasabah dapat memperoleh kredit pembiayaan melalui bank sebagai lembaga keuangan. Kredit dari pihak bank inilah yang digunakan masyarakat untuk memenuhi beragam kebutuhannya, termasuk dalam hal membeli barang atau jasa.

Sayangnya, bahkan hingga saat ini, tak mudah bagi masyarakat untuk memperoleh kemudahan pembayaran tersebut. Akses kredit perbankan selalu diselimuti dengan proses administrasi pendaftaran yang rumit. Tak sedikit bahkan yang mengalami penolakan dari pihak bank. Hal ini cukup mengganggu, walau memiliki alasan yang logis. Pihak perbankan harus secara cermat memilih pihak yang menurut mereka memiliki dasar keuangan yang solid untuk membayar pinjaman yang diberikan. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah tingkat kredit macet. Dalam dunia perbankan sendiri, kredit macet memang masalah yang serius. Tingkat kredit macet yang terlalu tinggi berdampak pada rendahnya dana segar di kalangan perbankan. Akibatnya, pembangunan dalam negeri dapat tersendat. Lembaga-lembaga maupun perusahaan dapat terkendala dalam melakukan aktivitasnya hingga termasuk pembayaran gaji. Akibatnya, secara sistemik, kredit macet dapat berdampak pada kenaikan inflasi hingga runtuhnya perekonomian seperti yang terjadi pada krisis 1998 silam. Untuk menghindari peristiwa semacam ini kembali terjadi, tak heran jika perbankan lebih memilih untuk berhati-hati dalam memilih calon nasabah kredit mereka.

Di sisi lain, kehadiran fitur paylater dapat dipandang terjadi karena fenomena masih tingginya pola konsumtif masyarakat. Namun, sayangnya pola ini tidak dibarengi dengan tingkat produktivitas yang sepadan maupun kemampuan dalam mengelola keuangan. Akibatnya, masyarakat mengalihkan pandangan mereka kepada produk paylater karena dianggap mampu memenuhi kebutuhan. Pembayarannya pun dianggap mudah karena bisa dicicil hingga beberapa bulan atau bahkan tahun.

Langkah Sederhana untuk Bijak Menggunakan Fitur Paylater

Jika dilihat dari satu sudut pandang, kehadiran fitur paylater barangkali bisa dianggap sebagai solusi bagi kalangan masyarakat tertentu. Namun, perlu diingat bahwa fitur ini tidak berarti bisa didapatkan begitu saja. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan masyarakat terkait fitur ini.

  1. Fitur pembayaran paylater umumnya dikenakan bunga.
    Sama halnya dengan kredit perbankan, setiap kali melakukan transaksi, nasabah akan dikenakan bunga. Oleh karena itu, nasabah harus benar-benar memperhitungkan persentase dan besaran akhir bunga yang harus dibayar. Hal ini agar kelak bunga jangan sampai membebani kemampuan membayar nasabah.
  2. Bunga lebih tinggi daripada kredit perbankan konvensional
    Fitur paylater umumnya dapat diperoleh nasabah dengan lebih mudah. Pengajuan cepat dengan syarat minimum kerap menjadi ujung tombak penyelenggara layanan keuangan dalam menggaet nasabah paylater. Walau di satu sisi hal ini menguntungkan masyarakat, tapi bagi perbankan, langkah ini cukup berisiko. Akibatnya, untuk menanggulangi risiko tersebut, pihak perbankan akan mengenakan bunga layanan yang lebih besar daripada biasanya. Sebagai contoh, salah satu platform e-commerce perjalanan menerapkan bunga paylater di angka 3.5% hingga 5% setiap bulan untuk tingkat keanggotaan Platinum. Nilai ini bisa lebih besar jika tingkat keanggotaan nasabah turun misalnya ke Gold atau Silver. Angka ini lebih besar di kisaran bunga perbankan yang hanya berkisar di angka 2 – 2.5%.
  3. Perhatikan tenggat jatuh tempo pembayaran
    Fitur paylater bisa jadi memudahkan nasabah dalam melakukan pembelian barang atau jasa. Namun, nasabah juga harus memperhatikan tanggal jatuh tempo setiap bulan. Sebelum tanggal tersebut tiba, nasabah harus menyediakan dana yang dibutuhkan untuk membayar tagihan bulanan. Jika tidak, untuk setiap hari keterlambatan, nasabah dapat dikenakan biaya tambahan. Hal ini tentunya akan merugikan nasabah sendiri. Belum lagi, apabila terdapat catatan keterlambatan pembayaran, nasabah dapat memperoleh skor kredit buruk yang bisa merembet pada kemudahan memperoleh layanan keuangan di masa depan.