pinjaman online ilegal
Fintech

Kenapa Masih Banyak Beredar Pinjaman Online Ilegal?

Ada berbagai cara memenuhi kebutuhan yang dapat dilakukan masyarakat. Tak hanya memenuhinya dari pendapatan pribadi, mengajukan pinjaman juga tergolong dapat diandalkan. Terlebih jika kebutuhan yang dimaksud harus dipenuhi dengan segera, tetapi belum tersedia. Meski demikian, dalam mengajukan pinjaman, pihak pencari pinjaman harus jeli. Hal ini karena dana pinjaman memiliki risiko tersendiri. Dari segi waktu pemenuhan, dana pinjaman memang bisa memberikan solusi dengan memberikan dana dalam waktu instan. Meski demikian, terdapat risiko yang menyertai mulai dari pengenaan bunga, pengelolaan data pribadi, kesehatan keuangan pribadi, bahkan hingga keamanan data pribadi sekalipun. Terlebih ketika berhadapan dengan pinjaman online ilegal, risiko-risiko seperti ini menjadi sedemikian besar. Walau demikian, nyatanya masih ada banyak pihak yang bergantung pada dana pinjaman online tidak sah ini.

pinjaman online ilegal

Kebutuhan Masyarakat Mendukung Lahirnya Pinjaman Online Ilegal

Ada banyak faktor yang melatarbelakangi lahirnya pinjaman online ilegal. Namun salah satu hal yang paling menentukan adalah kebutuhan masyarakat itu sendiri. Kondisi keuangan masyarakat yang jauh dari kata sejahtera mendorong munculnya kebutuhan untuk mendapatkan dana tambahan dalam waktu instan. Hal ini kemudian ditanggapi dengan lahirnya dana pinjaman untuk memastikan semua kebutuhan tersebut terpenuhi. Namun sayangnya, tidak semua pihak peminjam dana tersebut memiliki itikad baik. Pinjaman online secara ilegal lahir karena adanya niat untuk mengeksploitasi kebutuhan tersebut dengan cara-cara yang tidak manusiawi dan logis.

Kalangan masyarakat yang membutuhkan dana cepat dieksploitasi dengan mudah. Masyarakat lebih mengutamakan mendapatkan dana dengan mudah, tanpa mempedulikan ketentuan maupun kredibilitas pihak pemberi pinjaman. Di saat yang bersamaan, pihak pemberi pinjaman juga tidak mengindahkan ketentuan pemberian pinjaman sebagaimana yang lazim berlaku di Indonesia. Bunga pinjaman kemudian dikenakan dalam jumlah berkali-kali lipat dari besaran normal. Selain itu, waktu penagihan pinjaman juga melewati batas kewajaran dengan hanya hitungan hari. Tak hanya itu, proses penagihan pinjaman juga dilakukan dengan tidak manusiawi.

Pentingnya Literasi Keuangan Digital untuk Mencegah Pinjaman Online Ilegal

Menilik akar masalah dan latar belakang lahirnya pinjaman online ilegal adalah kebutuhan masyarakat itu sendiri, hal ini jugalah yang harus diselesaikan. Masyarakat harus memiliki literasi keuangan digital yang baik untuk mencegah lahirnya dan beroperasinya pinjaman online secara ilegal tersebut. Literasi keuangan digital yang dimaksud mencakup poin-poin berikut ini.

  1. Pinjaman seharusnya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan mendesak atau produktif, bukan kebutuhan konsumtif
  2. Pinjaman selalu dikenakan bunga dan waktu pengembalian. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kedua hal ini sebelum melakukan pinjaman.
  3. Semakin mudah pemberian pinjaman, semakin besar pula risiko yang bisa terjadi. Terlebih jika pinjaman diberikan dalam waktu instan, besar kemungkinan pihak pengaju pinjaman yang akan dirugikan.
  4. Pengajuan pinjaman harus diajukan hanya kepada pihak yang telah mendapat izin operasi dari OJK. Hal ini untuk memastikan bahwa lembaga tersebut senantiasa diawasi oleh OJK. Hal ini juga memastikan bahwa seluruh layanan pinjaman telah sesuai dengan praktik baku yang berlaku di industri keuangan umum.

Dari Konsumtif ke Produktif

Terkait keberadaan pinjaman online ilegal yang merugikan banyak kalangan masyarakat, aspek lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah merubah pola hidup masyarakat dari konsumtif kepada produktif. Hal inilah yang ditengarai menjadi salah satu aspek utama yang mendorong lahirnya pinjaman online ilegal. Masyarakat beranggapan semua kebutuhan dapat dipenuhi dengan pinjaman, bahkan kebutuhan non-esensial sekalipun. Akibatnya ketika kebutuhan tersebut sudah dipenuhi dan nyatanya tidak memberikan manfaat dalam jangka menengah maupun panjang, akhirnya beban pinjaman menjadi beban yang harus ditanggung dengan risiko yang cukup besar.

Oleh karena itu, penting untuk merubah pola perilaku masyarakat dari konsumtif menjadi produktif. Dengan cara ini, masyarakat dapat menggunakan pinjaman dari lembaga terpercaya untuk menghasilkan produk atau layanan tersebut. Pinjaman digunakan sebagai modal sementara untuk menghasilkan keuntungan yang jauh melebihi pinjaman itu sendiri berikut bunganya. Dengan cara ini, setelah pinjaman berhasil dilunasi, pihak pengaju pinjaman akan mencapai kemandirian finansial.