Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangun negara. Tak hanya dengan membayar pajak atau membangun usaha untuk merekrut tenaga kerja, obligasi juga bisa dijadikan opsi menarik. Cara ini memang cukup menarik, salah satunya karena sifatnya yang di luar kebiasaan. Bahkan cara ini, jika dilakukan dengan tepat, bisa memberikan keuntungan finansial bagi para pelakunya. Lantas bagaimana cara kerja obligasi sebenarnya?
Apa Itu Obligasi?
Obligasi dikenal juga dengan sebutan surat utang. Obligasi adalah sebuah dokumen atau surat yang dikeluarkan oleh pihak penerbit untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari pihak pembeli. Tentu, ada hal-hal yang ditawarkan kepada calon pembeli agar tertarik untuk membeli surat yang dimaksud. Di Indonesia, misalnya, surat obligasi umumnya dikeluarkan oleh pemerintah maupun pelaku usaha, baik swasta maupun negara. Surat ini ditawarkan kepada calon pembeli dengan iming-iming mendapatkan kupon. Kupon yang dimaksud adalah kupon keuntungan dengan tingkat keuntungan tertentu. Selain itu, pihak calon pembeli juga ditawarkan dengan tingkat pajak obligasi yang biasanya lebih rendah daripada pajak investasi atau pendapatan secara umum.
Meski demikian, karena sifatnya yang merupakan sumber pembiayaan, obligasi memiliki ciri khas lain. Biasanya, kupon dari obligasi tidak dapat dicairkan untuk jangka waktu tertentu. Umumnya, jangka waktu pencairan kupon obligasi mencapai 2 – 3 tahun sejak pembelian atau bahkan lebih. Hal ini tentu memiliki tujuan tersendiri. Bagi pihak penerbit obligasi, durasi ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan seluruh dana yang diperoleh untuk kepentingan yang dimaksud. Selain itu, pihak penerbit obligasi juga akan memiliki cukup waktu untuk mengumpulkan dana yang diperlukan bagi pembayaran kupon. Sementara bagi pihak pembeli surat utang ini, meski durasi ini biasanya cukup panjang, namun umumnya tingkat kupon yang ditawarkan cukup menggiurkan. Hal ini kemudian dapat dipandang setara dengan risiko tidak bisa menguangkan kupon sewaktu-waktu.
Cara Membeli Obligasi
Ada beragam cara yang dapat dilakukan untuk membeli obligasi. Di Indonesia sendiri, obligasi yang ditawarkan pemerintah dapat diakses masyarakat melalui lembaga sekuritas terdaftar hingga bank-bank pelat merah. Tak hanya itu, perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat juga turut andil. Masyarakat pun kini bisa membeli obligasi cukup melalui layanan penjualan digital seperti Tokopedia, Bukalapak, dan lain sebagainya.
Selain dari segi tata cara membeli, pembelian obligasi juga memiliki keunikan lain. Keunikan tersebut terletak pada jumlah dana yang diperlukan untuk membeli 1 lembar obligasi. Jika dibandingkan dengan pembelian saham aat ini, yang bisa dilakukan dengan jumlah minimal Rp 50.000 berlaku untuk 100 lembar saham dengan harga Rp 50, beda halnya dengan obligasi. Biasanya, penerbit obligasi menerapkan tingkat harga yang cukup tinggi, hingga mencapai setidaknya jutaan rupiah untuk setiap lembar obligasi. Hal ini sebenarnya masuk akal mengingat surat utang ditujukan untuk memperoleh pendanaan dalam jumlah besar.
Setelah pembelian berhasil dilakukan, identitas pembeli maupun jumlah surat utang yang dibeli kemudian akan tercatat di lembaga pengawas terkait. Di Indonesia, peran ini dijalankan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia. Kehadiran lembaga ini memastikan bahwa aktivitas investasi yang dilakukan oleh pembeli surat utang akan tercatat dengan baik sehingga dapat dipertanggungjawabkan kelak kepada lembaga penerbit surat utang terkait.
Cara Mudah Membangun Negara
Di Indonesia, membeli surat utang atau obligasi adalah salah satu cara mudah untuk bisa membangun negara. Hal ini karena dengan membeli obligasi, warga negara menyerahkan sejumlah dana kepada pemeirntah untuk dapat digunakan. Adapun tujuan pengumpulan dana melalui obligasi biasanya akan langsung dicantumkan atau dinyatakan pada saat penawaran obligasi terkait. Setelah dana berhasil dikumpulkan, pemerintah kemudian bisa menggunakan dana tersebut, misalnya untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur, pembangunan sosial, dan lain sebagainya.
Peran serta membangun negara pun tidak hanya berhenti di situ. Bahkan ketika masyarakat sudah memperoleh kupon keuntungan dari surat utang ini, partisipasi lebih lanjut tercapai lewat pembayaran pajak. Sebagaimana diketahui, pajak adalah salah satu instrumen umum yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan di berbagai aspek dalam lingkup suatu bangsa. Tak heran jika kemudian melalui obligasi, masyarakat dapat berperan serta secara aktif. Tak hanya itu, apabila obligasi suatu negara dibeli secara lebih banyak oleh masyarakatnya sendiri, hal ini berarti pemerintah negara tersebut akan berutang kepada rakyatnya sendiri. Hal ini jauh lebih aman daripada jika pembeli surat utang berasal dari luar negeri. Dominasi pembeli surat utang yang berasal dari dalam negeri secara tidak langsung akan meningkatkan kemandirian ekonomi sebuah bangsa. Hal ini karena masyarakat secara langsung berpartisipasi aktif dalam mendukung pembangunan negerinya.